Tuesday, January 24, 2023

Materi Tema 10 PAI Kelas 6

Informasi Halaman :
Author : Syarif Hidayatullah, Staf Pengajar PAI di SMK Umar Mas'ud Sangkapura.
Judul Artikel : Materi Tema 10 PAI Kelas 6
URL : http://ibnsyam.blogspot.com/2023/01/materi-tema-10-pai-kelas-6.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!

 

Senangnya Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi

 

A. Kisah Keteladanan Nabi Yunus

Nabi Yunus `alaihissalam diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada penduduk Ninawa di wilayah Maushil, Irak. Penduduk kampung Ninawa berpaling dari jalan Allah dan menyembah berhala.

Nabi Yunus `alaihissalam mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Seruan Nabi Yunus `alaihissalam untuk menyembah Allah ditolak penduduk Ninawa.

Allah memberi tahu Nabi Yunus `alaihissalam bahwa Allah akan mengazab umat tersebut setelah berlalu tiga hari. Lalu, Nabi Yunus `alaihissalam menyampaikan perihal azab itu kepada kaumnya, kemudian ia pergi meninggalkan mereka. Melihat Nabi Yunus `alaihissalam pergi, kaumnya yakin azab akan turun. Maka mereka segera bertaubat kepada Allah dan berdoa memohon ampun kepada Allah agar azab itu diangkat dari mereka. Allah menjauhkan azab itu dari mereka karena kesungguhan doa mereka.

Allah berfirman di dalam QS Yunus ayat 98 :

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

Artinya : ”Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu."

Nabi Yunus `alaihissalam pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus `alaihissalam berada di atas kapal, ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam. Melihat keadaan demikian, nakhoda kapal meminta barang-barang yang berat dilempar ke laut untuk meringankan beban. Setelah barang-barang berat dilempar ke laut, ternyata kapal itu tetap saja oleng hampir tenggelam, para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut.

Mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri Nabi Yunus `alaihissalam. Undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka Nabi Yunus `alaihissalam kemudian terjun ke laut. Pada saat yang bersamaan Allah telah mengirimkan ikan paus besar yang langsung menelan Beliau `alaihissalam. Nabi Yunus `alaihissalam pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu.

Beliau menyesali tindakannya karena meninggalkan umat yang tidak mau bersujud kepada Allah. Beliau berdoa dengan nada penyesalan di dalam perut ikan, seperti telah dijelaskan di dalam QS al-Anbiya ayat 87 yaitu:

 لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Artinya: ”Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Singkat kisah, Nabi Yunus `alaihissalam selamat sampai ke tepian berkat kasih sayang Allah. Hikmah dari kisah Nabi Yunus `alaihissalam yang harus melompat ke dalam lautan demi keselamatan penumpang kapal yaitu Nabi Yunus `alaihissalam tetap ingat kepada Allah dan memanjatkan doa kepada-Nya.


B.  Kisah Keteladanan Nabi Zakaria

Pengharapan Nabi Zakaria `alaihissalam untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria `alaihissalam khawatir, bahwa bila ia wafat tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan kemaksiatan.

Sebagai orang yang diserahi amanah untuk melindungi Maryam binti Imran, Nabi Zakaria `alaihissalam tiap hari pergi ke mihrab melakukan salat sambil menjenguk Maryam.

Suatu hari ketika Nabi Zakaria `alaihissalam datang ke mihrab, ia melihat Maryam di salah satu sudut mihrab sedang șalat (sujud), di depannya terlihat berbagai jenis buah-buahan musim panas. Dalam hati Nabi Zakaria `alaihissalam bertanya-tanya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas itu, padahal mereka masih berada dalam musim dingin. Setelah Maryam selesai șalat, Nabi Zakaria `alaihissalam menanyakan tentang asal muasal buah-buahan kepadanya: "Hei Maryam, dari manakah engkau mendapati buah-buahan ini semua?" Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa dicari dan diminta. Di kala matahari terbit, aku mendapatkan rezekiku ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila matahari terbenam. Mengapa Bapak merasa heran dan takjub? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?"

Nabi Zakaria `alaihissalam terus berdoa. Akhirnya ada tanda-tanda kehamilan isteri Nabi Zakaria `alaihissalam, bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tiga hari padahal ia tidak sakit. Isteri Nabi Zakaria `alaihissalam hanya bisa berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu, ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.

Allah memberi seorang anak kepada Nabi Zakaria `alaihissalam. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah Nabi Zakaria `alaihissalam. Kisah Nabi Zakaria `alaihissalam dapat dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan, kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas dan tidak boleh putus asa.


C. Kisah Keteladanan Nabi Yahya

Nabi Yahya `alaihissalam adalah anak Nabi Zakaria `alaihissalam. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai, berpikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Di samping itu, Nabi Yahya `alaihissalam terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Sebagai contoh Nabi Yahya `alaihissalam tetap menyampaikan larangan Allah kepada Raja Hirodus yang ingin menikahi anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya `alaihissalam tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan. Bersama Nabi Zakaria `alaihissalam (ayahnya), Nabi Yahya `alaihissalam berdakwah menyebarkan agama tauhid kepada umatnya.

يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا  وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا

Artinya : ”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak ; dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa." (QS Maryam 12-13).

Berdasarkan kisah Nabi Yahya `alaihissalam di atas, kita dapat mengambil suri teladan yaitu:

  1. Kita harus memiliki sikap yang tegas untuk mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang salah tetaplah salah.
  2. Hormat kepada orang tua.
  3. Taat beribadah kepada Allah.


D. Kisah Keteladanan Nabi Isa

Nabi Isa `alaihissalam adalah utusan Allah dan diberi Kitab Suci Injil. Nabi Isa`alaihissalam diutus kepada Bani Israil di Palestina, untuk mengajarkan tentang keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Dalam menyampaikan ajaran tauhid, beliau mendapat penolakan Bani Israil namun Beliau tetap gigih menyampaikannya.

Nabi Isa `alaihissalam merupakan salah satu dari Rasul Ulul Azmi.

Nabi Isa `alaihissalam diberi mukjizat oleh Allah antara lain:

  1. Dapat berbicara dengan manusia ketika masih bayi atau masih dalam buaian.
  2. Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahir.
  3. Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan seizin Allah.
  4. Atas izin Allah, Beliau menghidupkan burung yang terbuat dari tanah liat.

Sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa `alaihissalam menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad (nama lain dari Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam), yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya.

Allah berfirman dalam Surat As-Saff ayat 6:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ”Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” (Q.S. As-Shaff :6)

Berdasarkan kisah Nabi Isa `alaihissalam di atas, marilah kita ambil hikmah dan suri teladan sebagai berikut :

  1. Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orang tua dan keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa `alaihissalam.
  2. Kita harus berani berkata yang benar.
  3. Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa `alaihissalam adalah seorang Rasul.
  4. Kita meyakini bahwa Nabi Isa `alaihissalam diberi wahyu berupa Kitab Suci Injil.
  5. Kita harus menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci.
  6. Kita yakin bahwa orang yang takwa pasti dilindungi oleh Allah seperti Nabi Isa `alaihissalam yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk disalib, tapi Allah menyelamatkannya.


E.  Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

Kisah Ashabul Kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun.

Kisah Ashabul Kahfi dapat kita temui dalam Surat al-Kahfi.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Artinya : ”Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS al-Kahfi ayat 13)

Kisah Ashabul Kahfi merupakan kisah perjuangan tujuh orang pemuda yang menyelamatkan keyakinannya kepada Allah Yang Maha Esa. Mereka hidup di negeri Syam yang dikuasai bangsa Romawi. Saat itu, Syam diperintah oleh gubernur Romawi yang amat kejam, Daqianus namanya. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk menangkap anggota masyarakat yang tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan Daqianus.

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah. Mereka teguh di atas keyakinan yang benar, meskipun bertentangan dengan mayoritas masyarakat ketika itu. Ashabul Kahfi mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua. Demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. Sebelumnya mereka berdoa dan Allah mengabulkan doa mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah menidurkan mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apa pun.

Ketika Allah membangunkan Ashabul Kahfi, salah satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Ternyata ia mendapati negeri (yaitu negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang dia kenal dari penduduk negeri tersebut.

Demikianlah kisah Ashabul Kahfi yang beriman kepada Allah, keimanan dan kejujuran mereka dibalas Allah dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka. Oleh sebab itu, kita harus memiliki sikap teguh pendirian terhadap keyakinan yang benar seperti yang dicontohkan Ashabul Kahfi.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di ibnsyam.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment

Pembaca yang baik, selalu meningggalkan pesan.