A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi (mengawali),
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik, (Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2009). Dan juga telah
dijelaskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran
Agama Islam sendiri tentunya tidak boleh lepas dengan tujuan utama pendidikan
agama di Indonesia yang tercantum dalam pasal 39 ayat 2 UU No. 2 tahun 1989,
“pendidikan merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang
bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional”.[1]
Inilah yang
membedakan pembelajaran dengan pengajaran. Pembelajaran lebih luas cangkupannya
daripada pengajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses yang dilakukan
seorang pendidik agar peserta didik dapat melaksanakan proses belajar, dan
peserta didik dapat melaksanakan proses belajar dimana saja, kapan saja, dan
dengan apa dia belajar. sedangkan pengajaran hanya mengandalkan interaksi tatap
muka saja antara guru dengan murid. Jadi pengajaran merupakan salah satu proses
dalam pembelajaran.
Menurut Gagne,
Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik.[2]
Dari beberapa
penjelasan tentang pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri utama pembelajaran yaitu adanya tujuan, inisiatif, fasilitan, dan
interaksi antar individu dan lingkungan.
Sedangkan
beberapa komponen pembelajaran yang harus diperhatikan oleh peseta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya: tujuan, kurikulum, pendidik,
peserta didik, sarana-prasarana, metode, materi, serta evaluasi. Adanya
evaluasi dalam komponen pembelajaran ini adalah salah satu langkah untuk memperbaiki
segala sesuatu yang kurang dan menigkatkan serta mengembangkan segala sesuatu
yang dianggap memenuhi target/baik sebelumnya.
B. Metodologi
Pembelajaran PAI
1. Pengertian
Metodologi Pembelajaran PAI
Metodologi
berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua suku kata: “metodos”
berarti “cara” atau “jalan”, dan “logos” berarti “ilmu”.metodelogi
berarti ilmu tentang jalan atau cara. Mahmud Yunus mengatakan bahwa metode
adalah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supayas sampai padatujuan
tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam
kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya.[3]
Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa metodologi pembelajaran islam adalah
ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai
dengan ajaran islam dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
2. Ruang
Lingkup Metodologi pembelajaran PAI
Menurut Abu
Ahmadi, ruang lingkup Pendidikan Islam pada dasarnya mengacu kepada lima hal,
seperti di bawah ini:
a. Perencanaan
b. Bahan
pembelajaran
c. Strategi
pembelajaran
d. Media
pembelajaran
e. Evaluasi[4]
3. Prinsip-
Prinsip penggunaan metode pembelajaran PAI
Menurut Omar
Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi pendidikan islam
adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui
motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya.
2) Mengetahui
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
3) Mengetahui
tahap kematangan, perkembangan, dan perubahan anak didik.
4) Mengetahui
perbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.
5) Memperhatikan
kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan
kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berfkir.
6) Menjadikan
proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
7) “Menegakkan
uswah hasanah.[5]
4. Manfaat
Metode Pembelajaran PAI
Metode-metode
pembelajaran PAI memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik, baik dalam
proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
untuk hari esok.
Omar Muhammad
Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa kegunaan metodologi pendidikan islam
adalah sebagai berikut:
1) untuk
menolong siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
ketrampilan berfikir yang logis dan sistematis.
2) Membiasakan
pelajar berfikir sehat, rajin, sabar, dan teliti dalam menuntut ilmu.
3) Memudahkan
pencapaian tujuan proses belajar mengajar sebagaimana yang telah ditentukan
sebelumna.
4) Untuk
menciptakan suasana PMB yang kondusif, komunikatif, sehingga pada akhirnya
bermuara pada pencapaian tujuan akhir.[6]
C. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:
1) Pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan pendidik kepada peserta didik
untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui media, lingkungan,
dan lainnya.
2) Metodologi
pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan ajaran islam.
3) Metodologi
pembelajaran PAI itu sendiri memberikan kemudahan kepada pendidik dan peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditempuh.
4) Tercapainya
sebuah tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien, salah satunya tergantung
bagaimana seorang pendidik mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi, Begitu juga sebaliknya.
D. Daftar
Rujukan
Arif Armai,
2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pwndidikan Islam, Jakarta: CIPUTAT
PRES
Thoha Chabib
dkk, 2004, metodologi pengajaran agama, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Tim Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2009, hakikat pembelajaran, Surabaya:
http://mthohir.co.cc/
0 komentar:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meningggalkan pesan.