1. Dakwah Islamiah yang asli (Syumuliah Fi Da'wah)
Maksud Imam Al-Banna adalah bahwa dakwah Islamiah seharusnya membawa
risalah Islam yang asli. Dakwah tersebut bukanlah didalam maksud yang sempit
atau terbatas, misalnya terbatas pada sudut kecendekiawanan (keintelekan) saja,
atau pada sudut politik semata, dsb. Seterusnya manusia juga perlu
memperoleh penjelasan tentang jalan dakwah Islamiah agar mereka faham tujuan
dakwah yang sebenarnya sehingga masyarakat umum tidak merasa samar-samar akan
cara-cara dakwah Islamiah.
Yaitu berdakwah dengan menyeru manusia kepada Allah. "Maka janganlah
kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan
kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS 26:213-215) "Wasilah-wasilah
(jalan-jalan) dakwah hari ini dan kemarin mungkin berbeda; dakwah pada masa
lalu lebih dalam bentuk ceramah-ceramah atau khutbah-khutbah ataupun ditulis
dalam risalah-risalah atau surat-surat. Namun wasilah pada hari ini
adalah melalui majalah-majalah, surat kabar, risalah-risalah dan peralatan
radio... kesemuanya ini adalah merupakan jalan untuk sampai kepada hati
manusia".
2. Dakwah yang bersifat Rabbani (Robbaniah Fi Da'wah)
Maksudnya, dakwah pada hakikatnya adalah untuk menghubungi hati-hati
manusia; seruan-seruan, program-program dsbnya hanyalah berfungsi sebagai media
untuk mencapai hakikat tersebut. Jadi, dakwah Islamiyah adalah
"dakwah yang mana kita ingin mengetuk pintu-pintu hati manusia" agar
terbuka dan menerima hakikat keimanan kepada Allah SWT. "Oleh karena
itu, tugas kita semua sebagai ahli dakwah adalah untuk memperbaiki jalan-jalan
(untuk sampai pada hati manusia)... sehingga tercapailah apa yang
dimaksud".
Ringkasnya, tugas seorang da’I adalah memanggil manusia kepada Allah,
dengan berbicara kepada hati mereka melalui pembentukan kesadaran yang murni
terhadap tanggung jawab mereka kepada Allah. Para da'i tidak akan dapat
berfungsi sebagai pendakwah yang dapat membawa hidayah seandainya hati para
da'i tersebut masih kotor. Karena itulah, Imam Al-Banna
mengungkapkan agar para da'i menjadi : "Rahib di malam hari, pejuang di
siang hari (Ruhban fil lail, wa fursan fin nahar)"
3. Dakwah yang membawa makna Islah
Maksud dakwah yang membawa makna Islah adalah bahwa kita
harus berusaha memperbaiki keadaan yang meliputi Ummah. Termasuk di sini
adalah berbagai usaha yang mencakup setiap aspek, yaitu mengISLAHkan INSAN, MASYARAKAT, dan NEGARA.
Kita haruslah berupaya sedapat mungkin melaksanakan
ataupun membantu setiap aspek yang membawa Islah. Imam Al-Banna menyimpulkan maksud ini dalam
seruannya: "perbaikilah undang-undang, perbaikilah suasana lahiriah
masyarakat, perangilah amalan-amalan yang berlebihan (ibahiah) di dalam
masyarakat, susunlah sistem pendidikan... ". Demikian juga di dalam sejarah
hidupnya, beliau banyak menulis surat baik kepada para ulama maupun para
pemimpin masyarakat agar mereka mengusahakan perbaikan masyarakat dan negara.
Dakwah seharusnya bukan datang untuk menentang segala yang ada di dalam masyarakat, melainkan untuk MEMPERBAIKINYA. Kita bukanlah bertugas sebagai hakim yang menilai, menghakimi, dan menghukum masyarakat; melainkan sebagai TABIB yang mengobati masyarakat. Kita haruslah bersikap seperti pohon, manusia melempari kita dengan batu namun kita membalasnya dengan buah kebaikan.
0 komentar:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meningggalkan pesan.