Kisah Keteladanan Wali Songo
Wali Allah di dunia ini jumlahnya banyak, tetapi dalam
pelajaran ini yang akan kita pelajari hanyalah Wali Songo. Untuk mengetahui
siapa para wali Allah itu dan apa saja yang menjadi kisah teladan dari Wali
Songo kalian dapat menyimaknya pada pelajaran ini. Semoga kalian bisa mengambil
hikmahnya.
A Siapakah Wali Allah itu?
Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Di samping melakukan hal-hal yang wajib, para wali Allah senantiasa melakukan hal-hal yang sunah serta menjauhi hal-hal yang makruh. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ
اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُون
Artinya: “Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Q.S Yµnus/10: 62-63)
Bagaimanakah keimanan wali Allah? Apa saja keutamaan mereka? Untuk mengetahuinya, marilah kita ikuti penjelasan berikut ini.
1. Keimanan Wali Allah
Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, misalnya batu, keris, tombak, senapan, dan lain-lain yang merupakan perbuatan syirik. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ ۗ إِنَّهُمُ
اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ
مُهْتَدُونَ
Artinya : “Sebagian manusia ada yang mendapat hidayah, sementara sebagian yang lainnya disesatkan karena mereka sesungguhnya telah menjadikan setan-setan sebagai wali selain Allah, sementara mereka mengira bahwa mereka mendapatkan hidayah.” (Q.S al-A’raf/07: 30)
2. Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi keimanan mereka menghasilkan ketakwaan.
Mereka melakukan apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Mereka tidak hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan-amalan sunah.
Mereka menghindari perkara yang makruh dan menjauhi perkara yang diharamkan
Allah.
B. Kisah Teladan Wali Songo
untuk lebih mengenal tentang siapa Wali Songo itu dan kisah teladan apa yang dapat diambil dari mereka, kalian dapat mempelajari penjelasan berikut ini.
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim).
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Kisah keteladanannya adalah semangat-nya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat).
Sunan Ampel atau Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
Kisah keteladanan yang menarik adalah ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia. Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang dimaksud dengan Moh Limo adalah tidak mau melakukan lima perbuatan tercela, yaitu:
- main (berjudi)
- ngombe(mabuk-mabukan)
- maling (mencuri)
- madat (menghisap candu atau ganja)
- madon (berzina)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim).
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525. Kisah keteladanannya adalah cara berdakwahnya yang bijak.
Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijildan Tembang Tombo Ati
4. Sunan Drajat.
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Kisah keteladanannya adalah cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal perilaku yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkurdisebut sebagai ciptaannya.
5. Sunan Kudus.
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Ia memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Ia menduduki posisi sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, dan hakim peradilan negara.
Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri.
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri Prapen yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan sampai ke wilayah timur Indonesia. Ia pernah menjadi hakim dalam perkara Syeh Siti Jenar. Ia pun juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Islami untuk dolanananak-anak diciptakannya, seperti Jamuran, Jithungan dan Delikan.
7. Sunan Kalijaga (Raden Said).
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang.
Sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-ilirdan Gundul-gundul Paculjuga dianggap sebagai hasil karyanya.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said).
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah.
Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria menciptakantembang Sinom dan Kinanti.Sasaran dakwahnya, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin. Ia berjasa mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya yang kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.
Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering
ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan
Masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak,
termasuk para wali lainnya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden
Patah.
RANGKUMAN
1. Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala
2. Kisah keteladan Wali Songo masing-masing sebagai berikut.
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) mengajarkan semangat berdakwah kepada rakyat jelata dan mengajarkan keterampilan hidup (bercocok tanam).
- Sunan Ampel (Raden Rahmat) mengajarkan Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia dan falsafah Moh Limo.
- Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) mengajarkan sikap bijak dalam berdakwah dengan ikut berkesenian bersama rakyat.
- Sunan Drajat memberikan keteladanan sikap-sikap terpuji dalam berdakwah. Selain itu, beliau juga ikut berkesenian bersama rakyat.
- Sunan Kudus selain berdakwah, juga memperhatikan penggunaan teknologi (arsitektur) yang ada, termasuk membangun Masjid Menara Kudus.
- Sunan Giri mengajarkan semangat dakwahnya yang tinggi. Selain itu, beliau juga menciptakan tembang Islami untuk dolanan anak-anak.
- Sunan Kalijaga berdakwah menggunakan kesenian dan kebudayaan rakyat setempat, yaitu melalui wayang kulit dan tembang suluk.
- Sunan Muria (Raden Umar Said) juga menggunakan kesenian gamelan dan wayang sebagai sarana dakwah.
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia juga sering bermusyawarah dengan orang lain.
0 komentar:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meningggalkan pesan.