Dakwah
Islam membawa misi amar ma’ruf nahi munkar dengan berpegang teguh pada perintah
Allah sesuai dengan firman-Nya pada surat An–Nahl ayat 125:
اُدْعُ
اِلىَ سَبِيْلِ رَبَِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتى هِيَ اَحْسَنُ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ
وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya
: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dengan cara yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik .Sesungguhnya Tuhanmu adalah
lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petuntuk.”
Da’i yang selama ini menjadi tokoh utama
dalam mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar membutuhkan generasi–generasi
baru yang nanti bisa meneruskan misi dakwahnya. Untuk mencapai kesuksesan dalam
regenerasi atau pembinaan kader-kader dakwah maka diperlukan management yang
tepat dan terorganisir.
Terlepas dari kaderisasi dakwah yang
dilakukan secara personal ataupun kolektif, hal paling fundamental terletak pada
etika seorang da’I dalam berdakwah sehingga mampu diterima dengan baik oleh
mad’u (masyarakat).
Silahkan tinggalkan komentar anda dibawah!
Silahkan tinggalkan komentar anda dibawah!
0 komentar:
Post a Comment
Pembaca yang baik, selalu meningggalkan pesan.